Perkenalkan
aku Silva. Aku hidup dalam keluarga yang meungkin dapat dikategorikan tingkat
atas dan aku punya seorang kakak laki-laki yang bernama Rendy, kami hanya
terpaut umur 2 tahun.
Apapun
keinginanku selalu dipenuhi.
Ibuku sosok
seorang yang sederhana, pernah papah menawarkan perabotan yan gcanggih untuk
membantu pekerjaan mamahku. Namun mamahku menolak “belajar berhemat” jawab
mamah saat aku Tanya kenapa!.
***
“jaga diri
yach pah,,!” kata mamah mencium tangan papah yang akan pergi kemaluku untuk
mengawasi bisnisnya “mamah juga baik-baik yach dirumah” balas papah sambil
mencium pipi mamah, dilanjutkan dengan melirikku “naaaah,,,!! Anak paph mau
minta oleh-oleh apa?” Tanya papah sambil mencubit pipiku “ih,,sakiiit,,. Hmm,,
aku nggak minta apa-apa pah, yang penting papah selamat sampai tujuan” jawabku
sambil tersenyum dan menyalami papah. Papah membalasnya dengan senyum
juga. Kemudian kakakku mengambil koper papah dan mengantar papah sampai
bandara.
***
Sudah
sebulan papah belum pulang, kata mamah perusahaan papah mengalami kendala,.
Jadi sedikit terlambat.
“aku rindu
papah” kataku dalam hati sambir terus menggoyang-goyangkan ayunan yang sedang
kududuki. “DWAAR” teriak ka Rendy mengagetkanku seraya menepuk pundakku. Hamper
saja aku jatuh dari ayunan. “apaan sih?! Kaget tau!!” bentakku sambil
melototinua “oh” jawab kakaku pendek sambil berbalik melototiku. “ih,,!!
Nyebelin bamget sih,,! Kalau aku jatuh gimana,,?!!” tanyaku. “”terus,,terus,,
gue harus lari-lari sambil bilang wiw gitu,,?! WIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIWW!!” jawab
kakakku sambil berlari menjauhiku. “iih,,” gumamkukesal.
“Silva
sayang,,,, ada telphon dari papah nih,,!” panggil mamah keras dari dalam rumah.
Buru-buru aku berlari dan langsung menerima telfon dari papah. “halo” kataku.
“Silva??” panggil papah lembu. “papah,, silva kangen banget sama papah,,”
kataku manja. “benarkah,,? Hmmm,, ini papah lagi di perjalanan,,sabar
yach sayang?” jelas papah lembut. “hati-hati yach pah,,”kataku. “iya sayang,,,.
O’y papah bawa temen buat kamu” kata papah. “ap,,!! Maksud papah apa,,!!”
tanyaku kaget. “nanti papah mau bawa temen seumuran kamu kerumah. Biar bias
bantuin mamah dirumah,,” jelas papah panjang lebar. “tapi pah?” tanyaku sedih.
“Silva,,Silva itu udah besar. Belajar berbagi dengan temen dong, kasiankan kalo
Silva bahagia. Sementara disini, mau jajan aja harus jualan” terang papah lagi.
Aku tidak bias berkata apa-apa lagi. Kumatikan telfon papah dan menangis.
Kuingat masa lalauku dulu. “iya,,memang benar aku tidak pernah membantu mamah,
tapi bukan seperti ini yang aku harapkan” kataku lirih sambil memeluk lututku
dan membenamkan wajahku.
“iz,,iz,,iz,,
manja banget sih!” kata ka Rendy sambil menekuk kedua tangannya didada. Kutatap
dia “kakak itu, nggak tau perasaanku !!” bentakku sambil mendorong kakakku dan
berlari kekamar.
Kubenamkan
wajahku dibantal sambil tetap menangis, kurasakan kakakku duduk disampingku.
“kenapa sayang,,?bukannya kamu seneng kalau punya temen?” Tanya kakakku seraya
membelai rambutku. “enggak ka,! Aku pengen jadi adik satu-satunya bagi kaka”
jawabku sambil sesenggukkan. “nah,, kamu memang adik kakak satu-satunya” jawab
kakakku,tertawa. “sayang,,bukannya ini salah kamu juga?”kata kakakku. “kamu
nggak ada waktu buat bantuin mamah, pulang sekolah, makan, terus pergi,
pulang-pulang, sholat, mandi, makan, terus tidurkam,,,,” “jadi kakak nyalahin
Silva?” potongku. “nggak Silva,, ka Rendy bukan nyalahin kamu,,,Cuma kamu itu
hidup untuk diri sendiri. Cobalah Silva merenunginnya, tengok mamah. Kasian tuh
mamah ngurusin rumah sendirian” tegas ka Rendy, meninggalkanku.
Aku mencoba
tuk merenunginya. Kuhapus air mataku dan pergi.
***
Kudapati mamah sedang tertidur, kudekatinya dan memijit kaki mamah. “eh,,sayang
tumben?”Tanya mamah sedikit kaget. “hmmm,,,,mamah kecapean yach,,?” aku berbalik
bertanya. “enggak ko,,,mamah mamah Cuma pengen berbaring” jawab mamah. Aku tau
mamah berbohong.
***
Sudah beberapa hari ini aku meluangkan waktu untuk mamah. Membantunya
membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain.
Awalnya sih
berat banget, namun lama-lama merasa “ini adalah kewajibanku sebagai anak”
“maaaah,,papah ko udah satu minggu nggak pulang-pulang?” tanyaku sambil
mengelap meja makan. “nggak tau sayang” jawab mamah sambil mengelap meja yang
sama.
“ting tong !” suara bel berbunyi. Sebrnarnya aku merasa malas membukanya.
“paling ka Rendy,,”gumamku sambil melangkah menuju pintu. Kubuka pintunya. “
tuh kan betul” kataku dalam hati sambil memandang wajah kakakku yang sedang
tersenyum menatapku. “silva sayang,,” panggil papah. Apa!! Ko suara papah!!.
Buru-buru aku menyingkirkan kakakku yang masih tersenyum. “apaan sih,,?!”gumam
kakakku. Aku tidak mempedulikannya. “papah?!” panggilku sambil memeluk orang
yang sedang bersembunyi dibalik pintu. “Silva kangen papah yach,,?” canda papah
sambil melepas pelukkan ku dan memeandangku. “anak manja!”kata kakakku sambil
mengacak-acak poniku dan masuk kedalam rumah. “ih dasar!” jeritku sambil
merapikan poni. Papah malah tertawa. “hahaha,,,sudah,,, ayo masuk sayang” ajak
papah sambil menggandengku yang masih cemberut.
Mamah mendekati papah dan menyalami papah, papah membalas dengan kecupan di
pipi mamah. “mamah buatkan minum dulu yah pah” kata mamah sambil memebawa koper
dan berlalu kedalam.
Aku dan
papah duduk beriringan. Mamah muncul dengan jus jeruk dan diiringi dengan
makanan kering oleh-oleh dari papah. Mamah dan ka Rendy duduk beriringan
didepan aku dan papah.
“o’y pah,
papah jadi bawa temen buat aku?”kataku sambil mengerutkan dahi. “Iz,, kata
kaRendi kamu langsung nangis waktu paph ngasih kabar,,,”jawab papah. Kutatap
kakakku sambil tersenyum namun ka Rendy malah memalingkan wajahnya dari
pandanganku. “terus kata mamah kamu sekarang udah rajin bantuin mamah. Jadi
papah nggak jadi bawa dia owh. O’y kamu tau nggak sayang?” “nggak tau
pah”katyaku memotng penjelasan papah.mamah dan ka Rendy Cuma tersenyum.
“ih,,anak papah ini!!” kata papah sambil mencubit pipiku. “nih papah kasih tau.
Dia namanya Ike. Dia menolak waktu papah ajak kesini dia bilang gini “tidak,,trima
kasih om,,susah dan sepahit apapun saya disini saua tidak ingin lari” trz
papah Tanya lagi “apa kamu tidak menyesal hidup dalam keadaan seperti ini?”
Ike menjawab lagi “hidup itu harus disyukuri om,,bukan disesali. Kalau saya
ikut om,, nanti siapa yang akan menjaga ibu dan adik-adikku?. Saya lebih senang
tetap disini asalkan saya selalu dalam dekapan ibuku. Maaf ya om” gitu kata
ike sambil tersenyum”. Jelas papah panjang lebar.dalam hati aku salut pada Ike.
“tuh,,!! Denger yah anak manja,,!! Walaupun memiliki keterbatasan ekonomi tapi
masih peduli sama orangtuanya” hardik kakakku sambil menunjuk-nunjuk kewajahku.
“ih,,, nggak perlu nunjuk-nunjuk gitu dong!!. Lagian aku juga udah mulai peduli
dan mau bantuin mamah ko,,!” jawabku. “Iya kan mah?” lanjutku sambil menatap
mamah, dan tatappan ku dibalas dengan senyum manis mamah. “trima kasih sayang”
balas mamah. Kupelototi kakakku dan kemudian menatap papah sambil tersenyum,
kulihat papah juga tersenyum lalu mengelus rambutku.
THE END